gmnipas- Peringatan Hari lahir Pancasila yang diadakan oleh Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (GmnI) Universitas Yudharta Pasuruan, dilaksanakan
dengan membedah Naskah akademik Doktoral Ahmad Basarah yang berjudul
“PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN FALSAFAH BANGSA SECARA HUKUM TIDAK
DAPAT DI UBAH”. Naskah ini merupakan konsideran dari pancasila sebagai
sebuah dasar falsafah” (philosofische grondslag) atau “pandangan
komprehensif dunia” (weltanschauung) secara sistematik dan
koheren. Diskusi dilaksanakan dengan Metode “Sorogan” seperti kultur
pesantren dengan membaca secara per-Bab oleh setiap peserta lalu
menjelaskan isi dari yang di baca, forum berjalan kondusif dan penuh
semangat Nasionalisme, Kamis (01/05).
![]() |
Suasana Diskusi di Sekretariat Bersama GMNI se-Yudharta |
Bung Nawir menuturkan dalam
sela diskusi, bahwa Pancasila lebih baik dari ideologi Komunis karena
Pancasila punya sila Ketuhanan, Pancasila lebih baik dari ideologi
Liberalisme/Kapitalisme karena Pancasila punya sila Keadilan Sosial.
Pancasila juga lebih baik dari paham Khilafah ala Islamic State of Iraq
Suriah (ISIS) karena Pancasila punya sila Persatuan Indonesia.
Kegiatan
ini digelar disamping untuk memperingati Harlah Pancasila, juga
bertujuan untuk melestarikan Tradisi Literasi di kalangan Mahasiswa guna
mengenal dan memperdalam nilai di dalam butir-butir pancasila. Tradisi
Literasi sendiri lanjut Nawir merupakan salah satu implementasi Revolusi
Mental dari Nawa cita Presiden Jokowi.
Diskusi ini Dengan
demikian berkesimpulan, bahwa tidak ada secara moralitas atau alasan
ideologis apapun bagi bangsa Indonesia untuk tidak mengamalkan
nilai-nilai Pancasila tersebut apalagi berpikir untuk mengganti
Pancasila dengan ideologi-ideologi lain. Pancasila yang digali oleh Bung
Karno dan dibahas serta disetujui oleh para tokoh Pendiri Bangsa
lainnya menjadi dasar dan ideologi negara, bersumber dari jiwa dan jati
dirinya bangsa Indonesia sendiri. (dipublikasin oleh:PortalArjuna)